Jumat, 14 Desember 2012

#Story3

The Memory



Sesampainya di rumah semua yang terjadi di sanggar tari tadi benar-benar mengganggu pikiran ku. aku tidak suka dengan keadaan yang seperti ini. Kalau saja Rangga atau Rafael bisa aku ajak untuk bertukar pikiran seperti biasanya pasti semuanya akan lebih mudah. Tapi aku tau dalam kasus ini, aku tidak mungkin membicarakannya denga Rafael atau Rangga. Perkataan Morgan tadi sore terus mengiang di telinga ku “Wahh..aku boleh ikutan daftar dong kalau gitu??” Apa iya Morgan juga memiliki perasaan yang sama dengan ku?? Tapi yang lebih mengusik pikiran ku adalah perkataan Rangga. Sebenarnya apa yang a terjadi?? Apa iya aku berubah seperti yang dikatakan oleh Rangga?? Apa aku melupakan sesuatu yang penting sehingga membuat Rafael marah terhadap ku?? AAHHH..aku bingung dengan semuanya!!! Bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi..Bingung kenapa hanya dengan rentang waktu yang hanya sebentar semuanya bisa jadi sekacau ini. Andaikan sang waktu juga yang bisa membantu ku menjawab semuanya.
***
Aku memutuskan untuk meninggalkan semua kebingungan itu. Aku membutuhkan waktu untuk diriku sendiri. Yah, paling tidak aku berhutang pada diriku sendiri untuk memiliki waktu untuk diriku sendiri. Aku memutuskan untuk membereskan kamar ku. Barang-barang yang memang sudah tak terpakai aku pisahkan untuk disumbangan kepada mereka yang membutuhkan. Sedang asyik membereskan buku-buku lama ku, mata ku tertuju pada satu album foto warna pink yang cukup tebal, lengkap dengan coret-coretan di depannya. Album ini merupakan album foto kesayangan ku. Aku membuat sendiri album ini pada saat awal aku masuk SMA. 3 tahun kenangan masa SMA ku semuanya tersimpan rapi dalam album ini. Mulai dari masa-masa orientasi, ulang tahun aku dan teman-teman ku, sampai masa kelulusan semuanya aku simpan rapi di dalam album ini. Ah, jadi kangen masa-masa SMA dulu.
Aku pun memutuskan untuk melihat halaman demi halaman album itu. Sampai aku pada halaman di mana kami merayakan Ulang Tahun Rafael di vilanya dulu. Acara itu juga sekaligus merupakan acara perpisahan ku sebelum aku pergi ke Paris 2 tahun yang lalu. Mengingat kenangan yang satu ini, aku tak terasa menitikkan air mata.
Aku ingat hari itu, kami merayakan ulang tahun Rafael di vilanya di Puncak, semuanya tampak senang dan tertawa ria kecuali aku. padahal biasanya aku yang paling semangat bila ada pesta-pesta semacam ini. Namun, saat itu aku tahu, pesta ulang tahun Rafael kali ini merupakan pesta terakhir ku bersama orang-orang yang ku sayangi, bersama Bunda,Papa, Rangga, Rafael, orang tua mereka dan teman-teman ku sebelum aku pergi ke Paris minggu depannya. Aku tidak suka dengan perpisahan, aku tidak mau berpisah dengan orang-orang yang ada disekitar ku apalagi mereka yang sangat aku sayangi.
Aku hanya terdiam sepanjang pesta itu, aku lebih memilih duduk di pojokan terdiam sendiri. Aku tahu sebenarnya aku tidak boleh seperti ini, apalagi ini adalah ulang tahunnya Rafael, sahabat baik ku yang selalu ada buat aku. aku seharusnya bisa bersenang-senang disini, apalagi semua teman-teman ku juga ada disini. Tapi nyatanya perasaan ku mengenai perpisahan ini lebih kuat daripada semua perasaan yang lain.
 Aku akhirnya memutuskan untuk pergi ke tepi kolam renang saat itu, disaat yang lain berada di dalam ruangan. Aku merasa tempat yang tenang, sepi dan sendirian seperti inilah yang aku perlukan saat ini. Yah, aku perlu  untuk membiasakan diri ku sendirian, pikir ku saat itu. Sedang asyik aku sendiri, aku sampai tidak menyadari kehadiran Rafael yang tiba-tiba muncul dan mengagetkan ku
“GEE!!!” teriaknya
“cocoh, ya ampun...bisa jantungan tau aku!!!” kata ku setengah berteriak karena kaget
“ngelamun aja sih..ngelamunin apa sih princess??kok mukanya kusut gitu??” tanya nya lagi
“ehm..gak lagi ngelamunin apa-apa kok” jawab ku
“gak ngelamunin apa-apa kok mukanya lecek gitu??biasanya kamu yang paling heboh kalau ada acara kaya gini”
Aku menghela nafas
“yah, kalau misalnya aku bisa dateng lagi ke acara-acara kayak gini nantinya, aku juga gak akan sedih” jawab ku
“hah??maksud kamu??” tanya Rafael tak mengerti
“Minggu depan aku uda berangkat ke paris Coh” jelas ku
“Terus??” Tanya Rafael semakin bingung
“Yah, kalau aku pergi ke Paris, aku mana bisa dateng ke acara ulang tahun dan kumpul-kumpul sama kalian kayak gini lagi...kalau aku ke Paris, yang ada kalian kumpul-kumpul seneng-seneng disini aku malah sendirian disana..kan BT banget sementara kalian kumpul aku sendirian” jelas ku panjang lebar tanpa titik dan koma sehingga Rafael Cuma bisa terdiam mendengarnya
“ha..ha...ha...”tawa Rafael selesai mendengar penjelasannku
“iiihh..ngeselin..orang lagi BT malah diketawain” ujar ku BT
“iya..iya..maaf deh..haha” Rafael sambil menahan tawa
“Gee..Gee..aku kira ada apa” lanjutnya lagi “Gee kamu kan Cuma pergi ke Paris untuk beberapa waktu..bukan untuk selamanya..nanti juga kita bisa kok kumpul-kumpul kayak gini lagi” kata Rafael sambil tersenyum kepada ku
“ehm..iya sih,,,tapi kan tetep aja..aku bakalan sendirian..dan kayaknya aku bakalan jarang banget rayain ulang tahun cocoh lagi” kata ku masih BT
“ehmm..gini..gini..gimana kalau kita buat janji..”
“janji??janji apa??”gantian aku yang bingung
“ehmm...aku janji aku gak bakalan ngerayain ulang tahun ku selama kamu masih ada di Paris..Tapi kamu juga harus janji pas kamu balik ke Indo, kapan pun itu, kamu harus bikinin pesta ulang tahun buat aku...gimana??” saran Rafael
“walaupun bukan pas ulang tahunnya??”
“yah gak apa-apa..itung-itung kamu ngerayain ulang tahun ku yang sebelum-sebelumnya..gimana??”
“tapi kalau yang lain pada sibuk gimana??Bunda, Papa, Tante dan Om kan jadwalnya gak bisa seenaknya di rubah-rubah”
“yah gak apa-apa..kan masih ada aku,kamu, Rangga dan yang lainnya..gimana??”
“beneran nih??” tanyaku memastikan dengan sedikit senyum
“bener” jawab Rafael
“janji yah, kita bakalan rayaian ulang tahunnya bareng-bareng??” kata ku tersenyum
“iya” jawab Rafael pasti
“ahhh...makasih cocoh..cocoh is the best deh..”kataku senang dan spontan memeluk Rafael
“nah gitu donk..ketawa..itu baru Gee..jangan BT-BT lagi ah” katanya sambil memeluk ku juga
***
Seusai percakapan ku dengan Rafael itu, kami memutuskan untuk kembali ke dalam. Rafael menuntunku untuk kembali ke dalam. Setelah beberapa saat akhirnya Cocoh mengajak kami semua untuk bersulang. Namun, sebelumnya ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua yang hadir. Aku sudah tidak merasa sedih atau BT lagi pada saat itu, aku malah merasa sangat senang. Senang karena walaupun tinggal sebentar aku masih bisa berada di tengah-tengah teman, keluarga dan orang-orang yang aku sayang. Apalagi ini juga merupakan ulang tahun Rafael, orang yang sangat aku pedulikan dan peduli terhadap ku.
Selesai mengucapkan terimakasih, Rafael mengucapkan harapan-harapannya di masa depan. Tapi dari semua harapannya, harapannya yang terakhir lah yang hingga saat ini tak pernah bisa aku lupakan.
“Dan, seperti yang sama-sama kita tahu, Minggu depan Gee akan melanjutkan studinya ke Paris. Harapan ku yang terakhir adalah untuk Gee. Untuk Gee supaya ia bisa sukses di Paris sana dan segera pulang ke Indonesia. Karena pastinya kita semua akan kangen dengan senyumnya dengan tawanya yang selalu ada untuk kita...Good luck yah Gee..we will miss you” katanya sambil merangkul ku kemudian.
Aku hanya bisa terdiam menitikkan air mata dan tersenyum kepadanya. Kata-kata ini yang kemudian menjadi motivasi ku selama di Paris untuk aku berjuang menyelesaikan study ku.
***
Ahh...begitu indahnya kenangan itu..pikirku yang kini sudah kembali kepada kenyataan. Andai saja di liburan yang singkat ini kami semua bisa berkumpul lagi. Pikir ku sambil menghela nafas.
Tunggu... YA AMPUN!!! Aku tahu apa kesalahan ku selama ini. Kenapa Rafael bisa se BT dan sediam itu dengan ku. kenapa Rangga bilang aku berubah. AKU LUPA ULANG TAHUN RAFAEL !!!
Memang ulang tahunnya sudah lewat satu minggu dari hari pertama kepulangan ku ke Indonesia. Dan aku pun sudah mengucapkan kepadanya lewat Skype. Tapi yah, aku tahu itu semua tidak sama. Aku bahkan tidak mengucapkan Happy Birthday lagi saat aku kembali ke Indonesia, apalagi berencana untuk membuat pesta ulang tahun untuknya. Pantas saja kalau Rafael marah, padahal ia tidak pernah sekalipun melupakan ulang tahun ku. bahkan tahun lalu ia rela jauh-jauh ke Paris hanya untuk merayakan ulang tahun ku. dan janji yang kami buat waktu itu, bagi kami bukan sekedara janji semata, tapi merupakan hal yang sangat penting dimana kami bisa selalu berkumpul bersama. Ya ampun kenapa aku bisa selupa ini??apa benar yang dikatakan Rangga aku telah berubah?? Apa aku terlalu egois dengan terlalu asyik bersama Morgan dan melupakan janji yang begitu penting??
Gak,,aku gak berubah,, dan waktu pun tidak bisa merubah semuanya. Aku tetap aku yang dulu begitu pula dengan yang lainnya. aku langsung kontan mengambil kalendar dan menelepon management SM*SH untuk mengecek jadwal kosong mereka. Dan, sepertinya keberuntungan sedang memihak ku, ternyata weekend yang akan datang jadwal mereka sedang kosong. Aku langsung senang bukan main. Aku langsung menelepon Rangga untuk merencakan surprise Party untuk Rafael.
“Halo Rangga??”
“Iya Gee..kenapa??”
“Ga, aku tau sekarang, aku memang kayaknya terlalu egois, Rafael marah sama aku kan?? Marah gara-gara aku lupa ulang tahunnya??”
“ akhirnya kamu sadar juga Gee...gak marah sih..Cuma agak BT..orang uda nunggu-nunggu 2 tahun lebih buat rayain ulang tahunnya bareng kamu..tapi kamuny malah asyik sama yang lain”
“yah kan lagian jadwal kalian juga sibuk” bela ku
“ yah tapi bisa kali bilang HBD secara langsung dulu..ngomong-ngomong bikin rencana dulu”
“iya..iya..abis kalian juga sih bikin aku BT waktu itu, kalau gak kan aku pasti uda ucapin HBD”
“terus sekarang kamu punya rencana apa??”
“abis acara awards itu kalian ada kosong kan?? Nah aku rencananya mau buat surprise party di villa di puncak abis acara itu..gimana??kamu batuin aku yah??”
“surprise party??Rafael gak boleh tau donk??”
“yah namanya juga surprise..kalau tau bukan surprise lagi donk..gimana sih??”
“kalau anaknya makin BT gimana??lagian kan itu tinggal 2 hari lagi Gee??”
“uda tenang aja...pokoknya kamu tanggung jawab supaya Rafa gak tau masalah ini..soal BT-BT nya serahin aja sama aku..gimana??”
“Yah,terserah kamu deh..tapi Gee..aku seneng ternyata kamu gak berubah, kamu masih kamu yang dulu” Kata Rangga kemudia
“Ya iya lah,, mau berubah bagaimana??memangnya aku power rangers apa??”
Suasana diantara kami pun mencair setelah membicarakan mengenai surprise party yang akan kami buatt akhirnya kamu ngobrol sebentar hanya untuk sekedar bercanda. Ternyata aku benar. Ternyata waktu 2 tahun tidak bisa mengubah segalanya. Ternyata kami masih kami yang dulu.
***
Selesai berbicara dengan Rangga aku mulai mengatur rencana ku agar lebih matang lagi. Sedang asyik mengatur rencana, ternyata ada telepon yang masuk aku bingung siapa pula yang akan menelepon malam-malam seperti ini. Aku mengambil ponsel ku dan melihat layarnya. ASTAGA!! Aku setengah tidak percaya nama MORGAN terpampang di layar ponsel ku. Yah, MORGAN, aku kaget sekaligus senang melihat tulisan nama MORGAN yang ternyata menelepon ku. segera aku atur nafas ku agar terdengar biasa saja
“Haloo..”sahut ku
“Halo Gee??” sahut Morgan dari ujung sana
“Morgan??”tanya ku hati-hati
“Iya..lagi ngapain Gee??”Tanya nya
Ya ampun...aku bisa pingsan kalau kayak gini. Morgan yang dulu Cuma bisa kupandani dari jauh, sekarang malah dia yang menelepon ku..ya ampun..aku berharap waktu bisa berhenti saat ini juga.
“ehmm..nggak..nggak lagi ngapa-ngapain”jawab ku gugup
Akhirnya kami bicara cukup lama..membicarakan ini dan itu dan hati ku terasa sangat cenat cenut hanya dengan mendengarkan suara Morgan di ujung sana.
“Gee..”Katanya kemudian “sabtu depan ikut kita performs kan??”
“ehm..yah kalau diajak sih aku ikut..ikut aja”kata ku
“abis itu kita dinner yuk??”
Dinner?!?! Astaga, gak salah denger nih Morgan ngajakin aku dinner?? Kata ku dalam hati..tapi tunggu..abis acara awards??bukannya itu sama dengan waktu yang aku pilih untuk acara surprise party Rafael??
 “Gee??kok diem aja??mau kan dinner bareng??” tanya nya lagi
“hah??ehmmm....” aku hanya diam
Ahh..kenapa Morgan ngajaknya disaat yang kurang tepat??sesal ku dalam hati.
Aku mulai bimbang apakah aku harus lanjut dengan rencana surprise party ku  untuk Rafael, orang yang sangat mempedulikan aku dan akupun peduli dengan nya??
ATAU
aku harus menunda rencana itu, dan meng-IYA-kan ajakan Morgan untuk makan malam berdua dengannya?? Kapan lagi Morgan akan mengajak ku makan malam seperti ini??
Ahhh...aku bingung..Rafael..Morgan.. Rafael..Morgan.. Rafael..Morgan..??
aku tahu aku harus menentukan pilihan yang tepat supaya tak ada ada lagi yang BT, Marah atau Sedih..tapi apa piilihanku??apa waktu bisa membantu ku memilih apa atau siapa yang tepat??jawaban apa yang harus aku berikan kepada Morgan??bagaimana dengan surprise party Rafael??
AAAHHHH......
###

TO BE CONTINUE....

-F-