Is It End Here?? (Apakah Akan Berakhir Disini??)
Putri masih tidak percaya dengan apa yg dilihat oleh-nya. Dia bertanya-tanya apakah benar itu sosok Rafael?? Begitu pula dengan Morgan yang masih bingung ketika putri meneriakn nama Rafael iya langsung mencari sosok sahabatnya itu. Di dorong oleh rasa penasaran Putri akhirnya melepaskan tangan Morgan dan langsung turun dari carousel yang saat itu memang sudah mulai berjalan pelan. Putri langsung lari ke arah dimana dia merasa melihat sosok Rafael tadi. Morganpun langsung mengejar putri yang tiba-tiba turun dari carousel tersebut. Namun, saat mereka tiba di tempat tersebut, ternyata sosok itu tidak ada disana, tidak ada diri Rafael di tempat tersebut.
Putri yang merasa sangat yakin kalau dia tadi melihat sosok Rafael di tempat itu langsung mencari ke sekeliling, dan meneriakan nama Rafael. Berharap ketika Putri memanggil nama-nya Rafael akan kembali hadir di temapat itu. Namun rasa kecewa harus ia terima ketika ia tidak menemukan siapapun disana termasuk sosok Rafael. Putri akhir-nya hanya bisa terdiam memandangi tempat dimana ia melihat sosok Rafael tadi. Rasa rindunya kepada Rafael kembali muncul. Bahkan rasa itu lebih besar daripada sebelumnya. Putri benar-benar mengaharapkan sosok Rafael akan muncul saat itu juga dihadapannya walau ia tahu bahwa
semua itu tidak mungkin terjadi. Dalam hati putri bertanya-tanya :
“Apa benar yang tadi aku lihat itu Rafael?? Atau itu hanya bayangan aaku aja??”
“Tapi aku yakin bahwa aku benar-benar melihat Rafa tadi disini”
“Tapi kalau ia benar ada disini tadi. Kemana dia sekarang??”
Pertanyaan-pertanyaa itu terus berkecamuk dalam kepala Putri tanpa menemukan suatu jawaban yang pasti. Sementara rasa rindu putri kepada Rafael terus menerpa dirinya dan bertambah besar. Akhirnya Putri tak bisa lagi menahan airmata-nya ia hanya bisa pasrah menahan rasa rindunya kepada Rafael. Putri akhirnya tak kuat lagi ia jatuh lalu menangis sejadi-jadinya.
Sementara itu, Morgan yang kaget ketika Putri langsung turun dari Carousel tanpa menjawab apapun langsung mengejar Putri. Ia sangat terkejut ketika melihat putri sedang menangis di tanah. Perlahan-lahan ia mendekati putri
“Put??”
Putri yang masih menangis sambil menatap tempat dimana ia serasa melihat sosok Rafael tadi tidak menggubris panggilan dari Morgan. Morgan pun akhirnya memanggil putri sekali lagi sekaligus membantunya berdiri.
“Putri?? Kamu kenapa put??”
“Morgan??” akhir-nya putri menyadari keberadaan Morgan saat itu
“Ayo put berdiri dulu, kamu kenapa Put??”
“Gan, aku tadi lihat ada Rafael disini, kamu liat juga kan Gan??” Kata Putri seolah-olah dia ingin
mengkonfirmasi bahwa sosok Rafael yang tadi dia lihat memang benar ada disana
“Rafa,Put?? Aku gak liat siapapun ada disini put, kamu lihat sendiri kan disini gak ada siapa-siapa??”
“Tapi Gan, aku yakin banget tadi Rafael ada disini ujar putri terisak
“ Put, kamu mungkin hanya rindu kepada Rafa, sampai-sampai kamu berkhayal melihat dirinya”
“Gak Gan, aku yakin banget kalau aku tadi lihat Rafa disini” ujar putri sambil kembali menangis
Morgan yang bingung dengan apa yang dikatakan putri, tidak tahu harus berkata apa, ia akhirnya memeluk putri yang masih menangis. Mencoba menenangkan dia
“ Tenang yah Put, aku tahu kamu pasti kangen banget sama Rafa sampai-sampai kamu merasa melihatnya disini. Kamu yang sabar yah put, suatu saat aku yakin kamu pasti bisa ketemu lagi dengan Rafa”
Putri saat itu hanya bisa menangis mendengar semua kata-kata dari Morgan. Akhirnya mereka berpelukan dalam diam. Morgan yang mencoba menenangkan putri dan putri yang masih mencoba untuk mencerna semua yang terjadi.
***
Sementara di tempat lain, di Istana Boneka. Lagu “Ada Cinta” masih berkumandang menemani Rena dan Bisma di dalam Istana Boneka menikmati semua kebudayaan baik yang ada di dalam maupun di luar negeri. Tiba di depan di kawasan Eropa dengan suasana yang romatis, tiba-tiba perahu yang ditumpangi mereka pun berhenti mendadak dan lagu “Ada Cinta” tiba-tiba berhenti. Suasana di dalam Istana Boneka itu tiba-tiba menjadi hening. Rena yang saat itu tidak tahu apa-apa merasa sangat kaget. Sementara Bisma sudah menyiapkan kejutan yang lain untuk Rena.
“Bis perahu-nya?!?!” Ujar Rena kaget, setengah berteriak dan langsung menarik lengan Bisma
Sementara Bisma hanya tersenyum “ Kamu takut Ren??”
“ Emang kamu nggak?? Gimana cara kita keluar coba?? Berenang??” ujar Rena setengah takut dan emosi
“hahaha,, yah nggak lah Ren, masa aku tega ngebiarin kamu berenang malam-malam gini” canda Bisma
“Bis, Serius!! Gimana ini??” ujar Rena yang mulain panik
“Ren,” ujar Bisma mulai serius sambil melepaskann lengannya yg tadi di peluk Rena
“Aku bisa minta jawaban buat pertanyaan aku yang tadi??” kata Bisma akhirnya
“Bis,,kita lagi stuck disini, kamu malah nanya jawaban itu??” kata Rena
“Aku serius Ren, Kamu bisa jawab sekarang??”
“ Bis,,aku..”
Bisma akhirnya turun dari Perahu menuju salah satu sisi panggung di istana boneka itu
“Bis, kamu mau kemana??” Tanya Rena tambah panik
“Aku akan berdiri disini Ren. Dan kalau kamu nggak keberatan aku mau kamu berdiri di sisi lain panggung yang disana Ren”
“Bis,kamu apa-apa an siih,, ayo balik ke perahu tar kalo perahunya tiba-tiba jalan gimana??”
“Please Ren”
Suasana hening untuk sesaat. Rena yang bingung saat itu, bisa melihat ketulusan di dalam mata Bisma. Ketulusan yang membuat hati-nya cenat-cenut. Akhirnya Rena pun berdiri dan berjalan ke arah sisi lainnya di seberang Bisma
“ Ren, aku uda ungkapin semua perasaan aku ke kamu tadi. Sekarang apa aku boleh mendengar jawaban kamu buat perasaan aku??” kata Bisma
Rena tak tahu harus menjawab apa. Ia hanya terdiam sampai akhirnya Bisma berkata lagi
“ Ren, sejujurnya perahu ini berhenti semua aku yang rencanain, dan sebentar lagi perahu ini akan kembali berjalan. Kalau kamu punya perasaan yang sama kaya aku, dalam satu menit kita sama-sama masuk ke perahu ini untuk keluar bareng. Tapi kalau kamu nolak aku, di belakang nanti akan ada satu perahu lagi yang akan menjemput kamu dan kamu bisa keluar paje perahu itu.”
Rena tambah bingung. Sementara Bisma sudah mulai menghitung lambat
“1..2..”
“Bis,..”Kata Rena akhirnya.
“Kamu tahu kan kalau aku itu ANTIS. Apa kamu masih berharap aku yang seornag ANTIS bisa suka sama kamu??”
“kamu pernah bilang Ren, kalau kamu bergaul dengan siapa saja, dan kamu gak keberatan kalau harus dekat dengan anak-anak SMASH ( Final Decision), jadi jujur aku berharap sama kamu Ren”
“ Kenapa kamu bisa suka sama aku yang seorang ANTIS bis??”
“ Sama dengan alasan kenapa kamu yang seorang ANTIS mau jalan barenga aku yang seorang SMASH”
Rena hanya terdiam
“Ren, sebentar lagi perahu ini akan berjalan dan aku berharap kita bisa keluar dari Istana ini barengan” ujar Bisma
Bingung harus menjawab apa akhirnya Rena hanya diam, sementara Bisma sudah mulai naik ke perahu. Rena tahu bahwa sebentar lagi perahu tersebut akan berjalan. Dan ia tahu bila perahu tersebut telah berjalan mungkin Bisma tidak akan pernah lagi menoleh ke belakang untuk menanyakan perasaannya lagi.
Lagu “Ada Cinta” kembali berkumandang. Namun perahu masih terdiam. Rena tahu ini kesempatan terakhir baginya untuk menjawab perasaan Bisma. Setelah perundingan batin yang begitu kuat di dalam dirinya Rena akhirnya memutuskan untuk menjawab Bisma
“Bis, maaf Banget aku yang seorang Antis, yang selalu menganggap SMASH adalah lawan”
Mendengar peryataan Rena ini. Seketika Bisma merasakan sakit di dada-nya. Dan langsung menyela perkataan Rena.
“Gak apa-apa Ren aku ngerti kok. Kamu gak apa-apa kan naik perahu yang selanjutnya” ujar Bisma sambil memaksakan senyumannya
“Bis..”ujar Rena melanjutkan perkataannya.
Namun, saat itu perahu yang ditumpangi Bisma sudah mulai berjalan. Rena yang kaget melihat perahu yang ditumpangi Bisma mulai berjalan, tanpa disangka langsung loncat ke dalam perahu. Bisma pun terkejut.
“Ren kamuu?!?!”
“aku belum selesai ngomong Bis. Maka-nya kamu jangan nyela aku” kata Rena sembari tersenyum
“ Aku minta maaf kalau selama ini aku seorang ANTIS yang selalu menganggap kalian SMASH adalah lawan. Tapi sekarang aku sadar, kalau kalian ternyata adalah orang-orang luar biasa yang mau berkerja keras untuk menyelesaikan masalah-masalah kalian. Dan aku juga sadar kalau kalian adalah orang-orang yang peduli kepada sesama gak peduli mereka SMASHBLAST atau ANTIS. Jadi aku...”
“Jadi kamu terima aku Ren??” kata Bisma kembali menyela perkataan Rena setelah mendengar semua penjelasan Rena
“Iya” ujar Rena tersenyum
“Makasih yang Rena, aku janji aku akan terus jagain kamu dan bikin kamu selalu tersenyum setiap harinya” kata Bisma sambil lompat lalu memeluk Rena yang menyebabkan perahu sedikit oleng
“Ehh,,Iya,,ud yukk duduk,serem nihh, kalau perahunya kebalik gara-gara kamu lompat-lompat kita bisa berenang beneran niih” kata Rena
“haha,,iya-iya makasih yah rena”
Akhirnya Bisma dan Rena pun kembali menikmati suasana Istana Boneka sambil duduk berdekatan dan bergandeng tangan. Hanya saja kali ini mereka seperti Putri dan Pangeran sungguhan yang diberi selamat oleh para rakyatnya( Boneka) karena mereka baru saja jadian. Dan lagu “ Ada Cinta” benar-benar menjadi theme song mereka malam itu.
***
Di atas bianglala waktu terasa lebih lambat lagi ketika Rangga menantikan jawaban dari Gladys. Mengenai perasaannya pada Rafael dan dirinya.
“Dys, apa kamu akan kembali lagi kepada Rafael kalau benar itu semua terjadi??”
Gladys hanya terdiam, di dalam hati-nya ia sendiri bertanya-tanya :
“Apa ia akan kembali kepada Rafael??”
“Ataukah ia harus bersama Rangga yang setia menemaninya??”
Akhirnya di dalam kesunyian itu, Gladys pu memutuskan untuk menjawab pertanyaan dari Rangga
“Rang,..” kata Gladys menatap Rangga sambil memegang tangannya dan tersenyum
“ Sebelumnya aku mau bilang makasih ke kamu, yang uda selalu nemenin aku dan selalu ada buat aku setiap waktu. Gak peduli saat aku senang maupun sedih tapi kamu selalu ada disana buat aku. Makasih juga karena kamu uda setia mau nungguin aku walaupun kamu tahu bagaimana perasaan aku ke Rafa dulu”
“Kamu gak perlu terimakasih Dys, aku tulus kok ngelakuin semua-nya itu” ujar Rangga tersenyum
Gladys kembali tersenyum
“Jujur Ga, hati aku tergugah sama semua yang uda kamu lakuin buat aku, belum ada orang yang rela ngelakuin semua yang kamu lakuin buat aku, bahkan kamu rela untuk melakukan hal yang beresiko besar seperti mencullik putri cuma untuk bikin aku senang. Aku sangat terharu, bahkan disaat orang lain menganggap aku orang jahat, cuma kamu yang mau nemenin aku, yang selalu ada disamping aku.” Kata Gladys
“ Masalah Rafael, kita sama-sama tahu kalau dihati Rafael saat ini cuma ada putri, bahkan kalaupun aku kembali mengejar-nya. Paling-paling Rafa pun tidak akan memandang aku.”
“Jadi kamu gak akan kembali sama Rafael lagi Dys??” ujar Rangga senang
“soal itu, aku mintaa maaf Ga, walaupun aku tahu Rafa hanya selalu ada Putri di hatinya, tapi kamu juga tahu kan di hati aku sampai saat ini aku masih mengharapkan Rafael. Dan, aku akan tetap terus berusaha untuk mendapatkannya. Maafin aku yah Rang. Kita masih tetap bisa temenan kan??” ujar gladys akhirnya
Rangga yang sedih mendengar perkataan Gladys tersebut. Mencoba untuk menerima semua-nya. Ia bahkan masih memberikan senyumannya kepada Gladys walau sedikit dipaksa.
“Gak apa-apa Dys, aku ngerti kok. Tapi asal kamu tahu Dys, di hati ku juga cuma ada kamu, dan aku juga nggak akan berhenti buat ngejar kamu. Tapi kalau kamu merasa pertemanan kita lebih baik buat kamu. Aku akan selalu menjadi teman terbaik buat kamu Dys.”
“Makasih yang Rang”
***
Setelah semua selesai bermain, mereka akhirnya memutuskan untuk berkumpul di depan carousel. Sementara disana, Putri yang sudah agak tenang membuka pembicaraan dengan Morgan.
“Gan, masalah pertanyaan kamu yang tadi..”
“kamu gak perlu khawatir Put, aku tahu perasaan kamu masih mengharapkan Rafa untuk hadir kembali”
“maafin aku yah Gan,,aku pikir aku sudah bisa melupakan Rafa dan bisa memberi kamu kesempatan. Karena selama ini jujur aja Cuma kamu yang ada saat aku senang maupun sedih, Cuma kamu yang bisa buat aku tenang saat aku gelisah. Tapi, ternyata pada saat tadi aku merasa melihat Rafa aku sadar bahwa perasaan aku untuknya belum hilang. Maafin aku yah Gan”
“Gak apa-apa Put, aku tahu itu semua dan aku tahu, perasaaan kamu gak akan pernah bisa dipaksa untuk melupakan Rafa secepat itu. Aku ngerti kok. Tapi kamu harus janji yah put”
“Janji apa Gan??”
“kalau kamu lagi susah, dan butuh bahu untuk menangis, aku akan selalu ada untuk kamu Put dan kamu harus janji untuk selalu kasih tahu aku”
“Gan,,??”
“pokok-nya kamu harus janji yah put??” kata Morgan setengah memaksa
“Iya aku janji” kata putri akhirnya tersenyum
“nah gitu donk tersenyum, kan cantik kalau kamu senyum” kata Morgan menggoda putri
Tak lama kemudian semua anggota MS berkumpul di tempat Putri dan Morgan tadi sedang bicara. Tiba-tiba Reza yang baru sampai dengan Ilham dan Dicky langsung menyeletuk.
“Ciee...Cie... ada yang jadian niih kayak-nya” canda Reza
“Ehmm,,ehmmm” Dicky dan Ilham pura-pura batuk
“Iya nih,,si Bisma sama Rena, tuh lihat aja tangannya gak lepas-lepas” kata Rangga
Bisma dan Rena hanya bisa tersenyum
“hah?? Bisma sama Rena juga jadiann?? Ada 2 pasangan dong malam ini,,ciee,,ciee” kata Dicky
“ehmm,,sebenernya cuma satu aja malam ini” Kata Morgan akhirnya
“Loh?? Lu sama Putri Gann?? Ahh gak asikk niihh” kata Ilham
“Kayak-nya gue sama Putri lebih cocok temenan, yah gak put??” kata Morgan
Putri hanya bisa tersenyum
“yahh.. traktiran berkurang deh” Ujar Dicky
“gak apa-apa yang penting ada yg traktir, jangan lupa pajak jadian yan Bis, Ren” Kata Reza
“Yehh,,siapa juga yang mau nraktir kalian??” kata Bisma bercanda sementara Rena hanya tersenyum
“aahh,,gak asik niihh,,gak asikk” ujar Dicky, Ilham dan Reza bersahutan
Sementara yang lain hanya tertawa
“uda yuk kita pulang aja, uda malem” Kata Morgan akhirnya
“Btw, Gladys mana Ga??” tanya Bisma
“ Tadi dia bilang mau pulang duluan, ada urusan kata-nya”
“ya uda ayo kita pulang”
Akhirnya mereka semua keluar dari Dufan menuju di parkiran. Sementara itu, Gladys yang sudah terlebih dahulu sampai di parkiran tak menyangka akan menemukan sosok Rafael disana. Gladys pun tak kalah terkejutnya dengan Putri. Ia langsung meneriakan nama Rafael yang saat itu hendak masuk ke dalam mobil.
“Rafa?!?” teriakGladys
Rafael yang merasa nama-nya dipanggil pun menoleh ke arah suara Gladys. Ia tak menyangka akan bertemu dengan Gladys saat itu. Ia pun menghapiri Gladys
“Gladys??”
“Rafa..ini bener kamu?? Kamu kapan balik ke indo?? Kok gak bilang-bilang??” serbu Gladys sambil meraih tangan Rafael
“ Aku baru nyampe kok, denger kabar kalian ada disini, aku langsung kesini, tadinya mau bikin surprise, tapi malah aku yang terkejut” kata Rafael sambil melepaskan tangannya dari Gladys
“hah?? kenapa?? Kok kamu gak masuk siih??”
Akhirnya Rafael pun menjelaskan bahwa sebenarnya ia tadi telah masuk ke dalam dengan maksud untuk memberi surprise kepada Putri yang sudah sangat ia rindukan dan juga kepada temannya yag lain. Namun, ketika melintasi wahana carousel tanpa disengaja ia melihat Putri dan Morgan. Dan ketika itu Morgan sedang berlutut di hadapan putri seperti sedang melamarnya. Melihat hal ini, dada Rafael seketika terasa sesak. Niat untuk memberi kejutan luntur sudah. Untuk sementara waktu ia sempat berdiri di tempatnya kare shock akan apa yang dilihatnya. Namun, akhirnya ia sadar bahwa mungkin waktu 1 tahun tanpa komunikasi, membuat Putri berubah sehingga ia memutuskan untuk meninggalkan taman hiburan itu tanpa bertemu dengan mereka dan berencana untuk segera kembali ke Amerika. Setelah melakukan beberapa telephone penting untuk kepulangannya ke Amerika saat itu, akhirnya Rafael memutuskan untuk pulang. Namun saat itu Gladys memanggil nama-nya.
“Jadi kamu akan kemabali lagi ke Amrik malam ini juga??” Tanya Gladys
“ sayang-nya aku gak dapetin tiket sampai minggu depan. Jadi aku akan stay di Jakarta sampai saat itu” Jawab Rafael
“oohh,,ehmm,,yang masalah Putri, kamu sabar yah Raf, sejujur-nya malam ini, Morgan memang meminta putri untuk memberikannya kesempatan untuk menjaga dia. Dan ini semua juga Morgan yang ngerencanain buat kita malam-malam datang kesini” jelas Gladys
“Jadi bener Morgan dan Putri sekarang pacaran??” tanya Rafael penasaran
“sepertinya begitu, kamu yang sabar yah” Ucap Gladys sambil memeluk Rafael
Rafael yang merasa seperti tertimpa meteor langsung merasakan sesak kembali di dadanya pikiran berkecamuk :
“Kenapa Putri bisa berubah secepat itu??”
“Kenapa Putri tidak menunggu diri-nya??”
“Kenapa Morgan,Kenapa Morgan yang merupakan sahabatnya yang dipillih Putri??”
Tanpa disadari Rafael pun akhirnya memeluk Gladys. Sambil menahan tangis dan rasa sesak di dadanya.
Tak disangka, saat mereka sedang berpelukan. Putri, Morgan dan yang lainnya tiba di parkiran sambil tertawa-tawa. Namun tawa itu lenyap seketika ketika Putri yang terlebih dahulu melihat Rafael dan Gladys berpelukan. Tanpa disadari akhirnya putri kembali meneriakan nama Rafael
“RAFA?!?!” uja Putri terkejut
Tak hanya Putri, Morgan dan Rangga pun sama terkejutnya dengan Putri ketika melihat Rafael dan Gladys berpelukan. Mereka sama sekali tidak menyangka akan dikejutkan oleh kejadian malam itu. Semua kemudian diam membisu. Rafael dan Gladys melepaskan pelukan mereka karena suara putri. Putri memandang Rafael dan Gladys sambil setengah menangis menahan rasa sesak di dada. Rafael pun memandang Putri dan Morgan juga sambil menahan rasa sesak di dada namun berusaha tegar. Sementara Rangga memandang Gladys tak percaya. Sedang Morgan ia hanya melihat ke arah putri berharap putri hati putri tidak akan hancur lagi. Semua diam, tak ada yang berani berkata-kata. Tak ada yang berani membayangkan apa yang selanjutnya akan terjadi. Semua bertanya-tanya akankah semua hubungan antara Rafael-Putri berakhir sampai disini??
Apakah benar hubungan Rafael-Putri akan berakhir malam itu, lalu bagaimana dengan Rangga-Gladys?? apakah akhirnya Morgan punya kesempatan lagi untuk mengejar putri?? apakah Rafael akan jadian sama Gladys?? Tunggu di Story #5 yah :D
-F-