The Memory
Sesampainya di
rumah semua yang terjadi di sanggar tari tadi benar-benar mengganggu pikiran
ku. aku tidak suka dengan keadaan yang seperti ini. Kalau saja Rangga atau
Rafael bisa aku ajak untuk bertukar pikiran seperti biasanya pasti semuanya
akan lebih mudah. Tapi aku tau dalam kasus ini, aku tidak mungkin
membicarakannya denga Rafael atau Rangga. Perkataan Morgan tadi sore terus
mengiang di telinga ku “Wahh..aku boleh ikutan daftar dong kalau gitu??” Apa
iya Morgan juga memiliki perasaan yang sama dengan ku?? Tapi yang lebih mengusik
pikiran ku adalah perkataan Rangga. Sebenarnya apa yang a terjadi?? Apa iya aku
berubah seperti yang dikatakan oleh Rangga?? Apa aku melupakan sesuatu yang
penting sehingga membuat Rafael marah terhadap ku?? AAHHH..aku bingung dengan
semuanya!!! Bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi..Bingung kenapa hanya
dengan rentang waktu yang hanya sebentar semuanya bisa jadi sekacau ini.
Andaikan sang waktu juga yang bisa membantu ku menjawab semuanya.
***
Aku memutuskan
untuk meninggalkan semua kebingungan itu. Aku membutuhkan waktu untuk diriku
sendiri. Yah, paling tidak aku berhutang pada diriku sendiri untuk memiliki
waktu untuk diriku sendiri. Aku memutuskan untuk membereskan kamar ku.
Barang-barang yang memang sudah tak terpakai aku pisahkan untuk disumbangan
kepada mereka yang membutuhkan. Sedang asyik membereskan buku-buku lama ku,
mata ku tertuju pada satu album foto warna pink yang cukup tebal, lengkap
dengan coret-coretan di depannya. Album ini merupakan album foto kesayangan ku.
Aku membuat sendiri album ini pada saat awal aku masuk SMA. 3 tahun kenangan
masa SMA ku semuanya tersimpan rapi dalam album ini. Mulai dari masa-masa
orientasi, ulang tahun aku dan teman-teman ku, sampai masa kelulusan semuanya
aku simpan rapi di dalam album ini. Ah, jadi kangen masa-masa SMA dulu.
Aku pun
memutuskan untuk melihat halaman demi halaman album itu. Sampai aku pada
halaman di mana kami merayakan Ulang Tahun Rafael di vilanya dulu. Acara itu
juga sekaligus merupakan acara perpisahan ku sebelum aku pergi ke Paris 2 tahun
yang lalu. Mengingat kenangan yang satu ini, aku tak terasa menitikkan air
mata.
Aku ingat hari
itu, kami merayakan ulang tahun Rafael di vilanya di Puncak, semuanya tampak
senang dan tertawa ria kecuali aku. padahal biasanya aku yang paling semangat
bila ada pesta-pesta semacam ini. Namun, saat itu aku tahu, pesta ulang tahun
Rafael kali ini merupakan pesta terakhir ku bersama orang-orang yang ku
sayangi, bersama Bunda,Papa, Rangga, Rafael, orang tua mereka dan teman-teman
ku sebelum aku pergi ke Paris minggu depannya. Aku tidak suka dengan
perpisahan, aku tidak mau berpisah dengan orang-orang yang ada disekitar ku
apalagi mereka yang sangat aku sayangi.
Aku hanya
terdiam sepanjang pesta itu, aku lebih memilih duduk di pojokan terdiam
sendiri. Aku tahu sebenarnya aku tidak boleh seperti ini, apalagi ini adalah
ulang tahunnya Rafael, sahabat baik ku yang selalu ada buat aku. aku seharusnya
bisa bersenang-senang disini, apalagi semua teman-teman ku juga ada disini.
Tapi nyatanya perasaan ku mengenai perpisahan ini lebih kuat daripada semua
perasaan yang lain.
Aku akhirnya memutuskan untuk pergi ke tepi
kolam renang saat itu, disaat yang lain berada di dalam ruangan. Aku merasa
tempat yang tenang, sepi dan sendirian seperti inilah yang aku perlukan saat ini.
Yah, aku perlu untuk membiasakan diri ku
sendirian, pikir ku saat itu. Sedang asyik aku sendiri, aku sampai tidak
menyadari kehadiran Rafael yang tiba-tiba muncul dan mengagetkan ku
“GEE!!!”
teriaknya
“cocoh, ya
ampun...bisa jantungan tau aku!!!” kata ku setengah berteriak karena kaget
“ngelamun aja
sih..ngelamunin apa sih princess??kok mukanya kusut gitu??” tanya nya lagi
“ehm..gak lagi
ngelamunin apa-apa kok” jawab ku
“gak ngelamunin
apa-apa kok mukanya lecek gitu??biasanya kamu yang paling heboh kalau ada acara
kaya gini”
Aku menghela
nafas
“yah, kalau
misalnya aku bisa dateng lagi ke acara-acara kayak gini nantinya, aku juga gak
akan sedih” jawab ku
“hah??maksud
kamu??” tanya Rafael tak mengerti
“Minggu depan
aku uda berangkat ke paris Coh” jelas ku
“Terus??” Tanya
Rafael semakin bingung
“Yah, kalau aku
pergi ke Paris, aku mana bisa dateng ke acara ulang tahun dan kumpul-kumpul
sama kalian kayak gini lagi...kalau aku ke Paris, yang ada kalian kumpul-kumpul
seneng-seneng disini aku malah sendirian disana..kan BT banget sementara kalian
kumpul aku sendirian” jelas ku panjang lebar tanpa titik dan koma sehingga
Rafael Cuma bisa terdiam mendengarnya
“ha..ha...ha...”tawa
Rafael selesai mendengar penjelasannku
“iiihh..ngeselin..orang
lagi BT malah diketawain” ujar ku BT
“iya..iya..maaf
deh..haha” Rafael sambil menahan tawa
“Gee..Gee..aku
kira ada apa” lanjutnya lagi “Gee kamu kan Cuma pergi ke Paris untuk beberapa
waktu..bukan untuk selamanya..nanti juga kita bisa kok kumpul-kumpul kayak gini
lagi” kata Rafael sambil tersenyum kepada ku
“ehm..iya
sih,,,tapi kan tetep aja..aku bakalan sendirian..dan kayaknya aku bakalan
jarang banget rayain ulang tahun cocoh lagi” kata ku masih BT
“ehmm..gini..gini..gimana
kalau kita buat janji..”
“janji??janji
apa??”gantian aku yang bingung
“ehmm...aku
janji aku gak bakalan ngerayain ulang tahun ku selama kamu masih ada di
Paris..Tapi kamu juga harus janji pas kamu balik ke Indo, kapan pun itu, kamu
harus bikinin pesta ulang tahun buat aku...gimana??” saran Rafael
“walaupun bukan
pas ulang tahunnya??”
“yah gak
apa-apa..itung-itung kamu ngerayain ulang tahun ku yang
sebelum-sebelumnya..gimana??”
“tapi kalau yang
lain pada sibuk gimana??Bunda, Papa, Tante dan Om kan jadwalnya gak bisa
seenaknya di rubah-rubah”
“yah gak apa-apa..kan
masih ada aku,kamu, Rangga dan yang lainnya..gimana??”
“beneran nih??”
tanyaku memastikan dengan sedikit senyum
“bener” jawab
Rafael
“janji yah, kita
bakalan rayaian ulang tahunnya bareng-bareng??” kata ku tersenyum
“iya” jawab
Rafael pasti
“ahhh...makasih
cocoh..cocoh is the best deh..”kataku senang dan spontan memeluk Rafael
“nah gitu
donk..ketawa..itu baru Gee..jangan BT-BT lagi ah” katanya sambil memeluk ku
juga
***
Seusai
percakapan ku dengan Rafael itu, kami memutuskan untuk kembali ke dalam. Rafael
menuntunku untuk kembali ke dalam. Setelah beberapa saat akhirnya Cocoh
mengajak kami semua untuk bersulang. Namun, sebelumnya ia menyampaikan rasa
terima kasihnya kepada semua yang hadir. Aku sudah tidak merasa sedih atau BT
lagi pada saat itu, aku malah merasa sangat senang. Senang karena walaupun
tinggal sebentar aku masih bisa berada di tengah-tengah teman, keluarga dan
orang-orang yang aku sayang. Apalagi ini juga merupakan ulang tahun Rafael,
orang yang sangat aku pedulikan dan peduli terhadap ku.
Selesai
mengucapkan terimakasih, Rafael mengucapkan harapan-harapannya di masa depan.
Tapi dari semua harapannya, harapannya yang terakhir lah yang hingga saat ini
tak pernah bisa aku lupakan.
“Dan, seperti
yang sama-sama kita tahu, Minggu depan Gee akan melanjutkan studinya ke Paris.
Harapan ku yang terakhir adalah untuk Gee. Untuk Gee supaya ia bisa sukses di
Paris sana dan segera pulang ke Indonesia. Karena pastinya kita semua akan
kangen dengan senyumnya dengan tawanya yang selalu ada untuk kita...Good luck
yah Gee..we will miss you” katanya sambil merangkul ku kemudian.
Aku hanya bisa
terdiam menitikkan air mata dan tersenyum kepadanya. Kata-kata ini yang
kemudian menjadi motivasi ku selama di Paris untuk aku berjuang menyelesaikan
study ku.
***
Ahh...begitu
indahnya kenangan itu..pikirku yang kini sudah kembali kepada kenyataan. Andai
saja di liburan yang singkat ini kami semua bisa berkumpul lagi. Pikir ku
sambil menghela nafas.
Tunggu... YA
AMPUN!!! Aku tahu apa kesalahan ku selama ini. Kenapa Rafael bisa se BT dan
sediam itu dengan ku. kenapa Rangga bilang aku berubah. AKU LUPA ULANG TAHUN
RAFAEL !!!
Memang ulang
tahunnya sudah lewat satu minggu dari hari pertama kepulangan ku ke Indonesia.
Dan aku pun sudah mengucapkan kepadanya lewat Skype. Tapi yah, aku tahu itu
semua tidak sama. Aku bahkan tidak mengucapkan Happy Birthday lagi saat aku
kembali ke Indonesia, apalagi berencana untuk membuat pesta ulang tahun
untuknya. Pantas saja kalau Rafael marah, padahal ia tidak pernah sekalipun
melupakan ulang tahun ku. bahkan tahun lalu ia rela jauh-jauh ke Paris hanya
untuk merayakan ulang tahun ku. dan janji yang kami buat waktu itu, bagi kami
bukan sekedara janji semata, tapi merupakan hal yang sangat penting dimana kami
bisa selalu berkumpul bersama. Ya ampun kenapa aku bisa selupa ini??apa benar
yang dikatakan Rangga aku telah berubah?? Apa aku terlalu egois dengan terlalu
asyik bersama Morgan dan melupakan janji yang begitu penting??
Gak,,aku gak
berubah,, dan waktu pun tidak bisa merubah semuanya. Aku tetap aku yang dulu
begitu pula dengan yang lainnya. aku langsung kontan mengambil kalendar dan
menelepon management SM*SH untuk mengecek jadwal kosong mereka. Dan, sepertinya
keberuntungan sedang memihak ku, ternyata weekend yang akan datang jadwal
mereka sedang kosong. Aku langsung senang bukan main. Aku langsung menelepon
Rangga untuk merencakan surprise Party untuk Rafael.
“Halo Rangga??”
“Iya
Gee..kenapa??”
“Ga, aku tau
sekarang, aku memang kayaknya terlalu egois, Rafael marah sama aku kan?? Marah
gara-gara aku lupa ulang tahunnya??”
“ akhirnya kamu
sadar juga Gee...gak marah sih..Cuma agak BT..orang uda nunggu-nunggu 2 tahun
lebih buat rayain ulang tahunnya bareng kamu..tapi kamuny malah asyik sama yang
lain”
“yah kan lagian
jadwal kalian juga sibuk” bela ku
“ yah tapi bisa
kali bilang HBD secara langsung dulu..ngomong-ngomong bikin rencana dulu”
“iya..iya..abis
kalian juga sih bikin aku BT waktu itu, kalau gak kan aku pasti uda ucapin HBD”
“terus sekarang
kamu punya rencana apa??”
“abis acara
awards itu kalian ada kosong kan?? Nah aku rencananya mau buat surprise party
di villa di puncak abis acara itu..gimana??kamu batuin aku yah??”
“surprise
party??Rafael gak boleh tau donk??”
“yah namanya
juga surprise..kalau tau bukan surprise lagi donk..gimana sih??”
“kalau anaknya
makin BT gimana??lagian kan itu tinggal 2 hari lagi Gee??”
“uda tenang
aja...pokoknya kamu tanggung jawab supaya Rafa gak tau masalah ini..soal BT-BT
nya serahin aja sama aku..gimana??”
“Yah,terserah
kamu deh..tapi Gee..aku seneng ternyata kamu gak berubah, kamu masih kamu yang
dulu” Kata Rangga kemudia
“Ya iya lah,,
mau berubah bagaimana??memangnya aku power rangers apa??”
Suasana diantara
kami pun mencair setelah membicarakan mengenai surprise party yang akan kami
buatt akhirnya kamu ngobrol sebentar hanya untuk sekedar bercanda. Ternyata aku
benar. Ternyata waktu 2 tahun tidak bisa mengubah segalanya. Ternyata kami
masih kami yang dulu.
***
Selesai
berbicara dengan Rangga aku mulai mengatur rencana ku agar lebih matang lagi. Sedang
asyik mengatur rencana, ternyata ada telepon yang masuk aku bingung siapa pula
yang akan menelepon malam-malam seperti ini. Aku mengambil ponsel ku dan
melihat layarnya. ASTAGA!! Aku setengah tidak percaya nama MORGAN terpampang di
layar ponsel ku. Yah, MORGAN, aku kaget sekaligus senang melihat tulisan nama
MORGAN yang ternyata menelepon ku. segera aku atur nafas ku agar terdengar
biasa saja
“Haloo..”sahut
ku
“Halo Gee??”
sahut Morgan dari ujung sana
“Morgan??”tanya
ku hati-hati
“Iya..lagi
ngapain Gee??”Tanya nya
Ya ampun...aku
bisa pingsan kalau kayak gini. Morgan yang dulu Cuma bisa kupandani dari jauh,
sekarang malah dia yang menelepon ku..ya ampun..aku berharap waktu bisa
berhenti saat ini juga.
“ehmm..nggak..nggak
lagi ngapa-ngapain”jawab ku gugup
Akhirnya kami
bicara cukup lama..membicarakan ini dan itu dan hati ku terasa sangat cenat
cenut hanya dengan mendengarkan suara Morgan di ujung sana.
“Gee..”Katanya
kemudian “sabtu depan ikut kita performs kan??”
“ehm..yah kalau
diajak sih aku ikut..ikut aja”kata ku
“abis itu kita
dinner yuk??”
Dinner?!?!
Astaga, gak salah denger nih Morgan ngajakin aku dinner?? Kata ku dalam
hati..tapi tunggu..abis acara awards??bukannya itu sama dengan waktu yang aku
pilih untuk acara surprise party Rafael??
“Gee??kok diem aja??mau kan dinner bareng??”
tanya nya lagi
“hah??ehmmm....”
aku hanya diam
Ahh..kenapa
Morgan ngajaknya disaat yang kurang tepat??sesal ku dalam hati.
Aku mulai
bimbang apakah aku harus lanjut dengan rencana surprise party ku untuk Rafael, orang yang sangat mempedulikan
aku dan akupun peduli dengan nya??
ATAU
aku harus
menunda rencana itu, dan meng-IYA-kan ajakan Morgan untuk makan malam berdua
dengannya?? Kapan lagi Morgan akan mengajak ku makan malam seperti ini??
Ahhh...aku
bingung..Rafael..Morgan.. Rafael..Morgan.. Rafael..Morgan..??
aku tahu aku
harus menentukan pilihan yang tepat supaya tak ada ada lagi yang BT, Marah atau
Sedih..tapi apa piilihanku??apa waktu bisa membantu ku memilih apa atau siapa
yang tepat??jawaban apa yang harus aku berikan kepada Morgan??bagaimana dengan
surprise party Rafael??
AAAHHHH......
###
TO BE CONTINUE....
-F-