The Sign
Seminggu sudah aku berada di
ibukota Indonesia ini. Seminggu pula aku terus menemani anak-anak SM*SH mulai
dari latihan sampai perform. Seminggu pula aku menjadi lebih dekat dengan
Morgan setiap harinya. Walau terlihat agak dingin dari luar, namun ternyata
morgan merupakan seorang yang sangat ramah. Sikapnya yang down to earth, friendly
dan selalu ceria menambah nilai plus nya di mata ku. yah, seminggu ini aku
semakin mengenal sifat Morgan. Mulai dari makanan kesukaannya sampai kebiasaan
kecilnya seperti harus ke kamar kecil sebelum perform. Aku merasa sangat nyaman
di dekatnya dan banyak berbagi cerita dengannya. Dan kami sering menghabiskan
waktu bersama seminggu ini.
Namun, sepertinya misteri waktu
memang belum bisa kupahami sebelumnya. Rafael yang seminggu kemarin terlihat
sangat ceria, beberapa hari belakangan ini terlihat ada sesuatu yang berbeda
darinya. Rafael yang biasanya ceria, kini terlihat murung dan tidak banyak
bicara. Rafael yang seperti ini bukannlah Rafael yang aku kenal. Aku sempat
bertanya apa ada hal yang menganggu pikiran atau perasaannya? Namun ia hanya
menjawab tidak sekedarnya dengan sedikit senyukan. Jujur saja walaupun ia tersenyum aku sama sekali tidak percaya akan apa yang dikatakannya. Aku mengenal
Rafael sejak kami masih kecil. Aku sudah tau setiap kebiasaannya, bila ia
murung seperti ini kalau bukan rencananya yang terganggu pasti ada satu hal
yang tidak berjalan sesuai dengan keinginannya. Dalam hati aku berjanji aku
harus tau apa yang menganggu Rafael.
***
Sabtu depan merupakan hari yang
penting bagi para personil SM*SH dan management mereka. mereka masuk dalam
nominasi salah satu ajang penghargaan musik bergengsi di Indonesia. Rencananya juga
mereka akan membawakan 3 lagu dalam acara tersebut. Aku tahu mereka sangat
peduli akan para fans mereka dan mereka tidak ingin mengecewakan mereka
sekalipun, untuk itu hingga sabtu depan mereka akan berlatih secara intensif untuk menghadirkan
performance yang sangat memukau. Seperti biasa, Rafael menjemputku pagi ini
untuk menemaninya latihan di salah satu studio tari. Pagi ini juga aku berniat
untuk mengetahui apa yang sebenarnya mengganggu Rafael sehingga ia berubah
menjadi diam seminggu ini.
“Pagi co” aku langsung tersenyum
ceria menyapanya dan masuk ke mobil Juke
Putih Rafael ketika ia sampai di depan rumah
“pagi” senyumnya ala kadar membalas
salam ku
Kami pun langsung menuju ke studio tari yang memang sudah biasa digunakan anak-anak SM*SH untuk latihan. Di dalam mobil hanya terdengar lagu ADA CINTA yang diputar pelan, yang kini sudah sering diputarkan di radio-radio tanah air, bahkan sudah menjadi TOP 10 lagu yang sering di request. Aku dan Rafael hanya terdiam di dalam mobil seolah kami baru saja mengenal satu sama lain. Aku tidak suka suasana ini. Aku tidak suka suasana di mana kami hanya diam. Aku tidak suka Rafael yang selalu murung seperti ini. Aku mau suasana yang dulu kembali. Rafael yang selalu tersenyum ceria, bawel, bahkan aku rindu jailnya dia kepada ku.
Aku pun memutuskan untuk memecah
keheningan saat itu.
“Wah lagunya kalian diputar lagi”
ujar ku ceria
“ehmm..iya”jawab Rafael
sekedarnya
“asyik yah sekarang punya banyak
fans, banyak yang perhatiin”goda ku lagi berharap Rafel akan merespon seperti
dulu
“biasa aja” Katanya datar
Aku mulai bingung, apa sebenarnya
yang salah?? Kenapa waktu bisa mengubah sifat seseorang begitu cepatnya?? Hanya
seminggu berselang dan sifat Rafael berubah. Ada apa sebenarnya??
***
Sesampainya di studio Rafael
masih dengan sikap diamnya. Sikap diamnya ini yang membuat ku tidak nyaman. Ternyata
bukan hanya aku yang merasakan perbedaan sikapnya. Rangga dan yang lain pun
merasakan perubahan itu. Namun tak satupun dari kami yang mengetahui mengapa
Rafael berubah. Akhirnya aku memutuskan untuk menanyakannya nanti saat kami
pulang dari latihan.
***
Selama latihan berlangsung, sama
seperti hari-hari sebelumnya, aku berusaha untuk mengenal Morgan lebih jauh
lagi. Tapi aku melakukannya dengan sangat hati-hati aku tidak mau yang lain
tersadar bahwa aku sedang melakukan pendekatan dengan Morgan. Di tengah-tengah
break latihan aku udah siap dengan sebotol air mineral di tangan ku yang
sengaja aku persiapkan untuk Morgan.
“capek??” tanya ku sambil
menyodorkan air mineral itu
“iya nih, gerakannya susah”
jawabnya sambil tersenyum
“ cie..cie...Gee.. Morgan aja nih
yang ditawarin minum, kita nggak??” goda Bisma
“tenang aja buat kalian juga ada
nih..” Kata ku untuk menepis godaan Bisma
Sepanjang break itu aku banyak
bertukar cerita dengan Morgan mulai dari hal yang penting sampai hal yang tidak
penting. Aku menjadi merasa semakin dekat dengan Morgan. Bahkan ia memberitahu
ku bahwa dulu ia pernah punya hubungan dengan seorang temannya yang kini berada
di Luar Negeri namun hubungan itu kini sudah putus karena masalah komunikasi. Entah
kenapa mendengar hal ini ada perasaan gembira dalah hati ku. aku senang karena
Morgan sampai mau berbagi hal yang demikian dengan ku. Aku pun ingin
mengenalnya lebih jauh lagi. Siapa Morgan yang sebenarnya??
“ Terus sekarang uda yang gantiin
dia di hati kamu??” tanya ku padanya
“Belum. Sekarang aku mau fokus ke
karir dulu”katanya
Hati ku langsung ciut mendengar
hal ini, seolah harapan ku hilang
bersama dengan perkataannya barusan.
“Tapi yah siapa yang tau, jodoh
kan ditangan Tuhan” lanjutnya lagi
Secercah harapan kembali masuk ke
dalam hati ku
“ Kalau kamu Gee?? Pastinya banyak
yah yang mau jadi pacar kamu??” tanya nya spontan
“hah??gak kok..aku aja masih
nunggu nih yang mau daftar..”kata ku gugup
“ Wahh..aku boleh ikutan daftar
dong kalau gitu??” sahut Morgan
Deg..perasaan aku langsung tidak
karuan mendengar perkataan Morgan yang satu ini. Aku tidak tahu apakah ia bercanda
atau serius dengan perkataannya. Yang jelas aku hanya bisa terdiam memandangnya
yang kemudian langsung mengacak rambut ku sambil tersenyum lalu pergi untuk
kembali latihan. Aku tidak sempat menjawab pertanyaan itu. Aku ingin berkata “Tentu
aja boleh” sekeras mungkin. Tapi hal itu tidak mungkin aku lakukan saat ini. Sepanjang
sisa latihan itu aku hanya terdiam memandangi Morgan sambil memikirkan
perkataannya apakah serius atau sekedar bercanda.
***
Ketika aku berbicara dengan
Morgan di sela break latihan tadi, tak sengaja aku menyadari bahwa Rangga
berbicara dengan Rafael berdua. Dilihat dari gerak-gerik mereka, aku tahu pasti
Rangga sedang menanyakan kepada Rafael apa yang sebenarnya terjadi. Dan seolah-olah
seperti bisa mendengar mereka, aku yakin sekali bahwa Rafael memberikan
alasannya kepada Rangga akan sikapnya belakangan ini.
***
Selesai latihan awalnya aku ingin menanyakan maksud dari
perkataan Morgan tadi, namun sayang ia harus segera pergi karena harus
melakukan suatu hal yang aku tidak tahu apa itu. Tapi yah sudah lah aku akan
menanyakannya nanti.
Akhirnya aku memutuskan untuk menemui Rangga yang sedang
sendirian untuk membereskan perlengkapnnya. Aku benar-benar ingin mengetahui
alasan Rafael dengan sikap diamnya belakangan ini yang cukup membuat ku
uring-uringan juga.
“Rangga” sapa ku ketika ia sedang beres-beres
“ Tadi ngobrol sama cocoh yah??” kata ku lagi
“ Iya” katanya sambil terus membereskan barangnya
“Terus??” tanya ku
“Terus apanya??”
“Terus kenapa jadinya cocoh diam gitu??” selidik ku
“kamu mau tau?? Biasanya kamu bisa tau duluan kalau Rafael
diem kayak gitu kenapa” kata Rangga
“Pasti ada yang sesuai sama planning-nya yah??” tebak ku
“ehm..yah kurang lebih..” Rangga membuat ku penasaran
“Planning apa??” tanya ku lagi
“Gee..biasanya kalau masalah kayak gini kamu pasti lebih
peka.. masa sekarang kamu gak sadar sih? Jangan –jangan sebenarnya bukan Rafael
yang berubah tapi kamu yang berubah”
“hah??maksudnya apaan sih??” aku menjadi semakin bingung
“ Coba kamu pikirin..selama ini apa yang pernah Rafael
ceritain ke kamu?? Apa rencana-rencanyanya yang pernah diutarain ke kamu?? Kamu
pikirin deh.. aku pulang dulu yah” kata Rangga menutup perbicangan itu dengan
senyuman yang misterius.
***
Perkataan Rangga membuat ku
sangat penasaran. Aku berubah?? Apanya yang berubah?? Apa waktu juga yang
merubah aku?? tapi aku tidak merasakan suatu perubahan dalam hidup ku. Aku
tetap aku yang dulu. Atau mereka yang berubah?? Apa mereka yang sudah tidak
mengenal ku lagi??
Waktu..Waktu..semua memang
masalah waktu. Ia bisa merubah segalanya. Ia juga yang bisa menjawab segalanya.
Apa waktu juga yang membuat ku melupakan satu hal penting yang seharusnya tidak
aku lupakan?? Kenapa semua nya menjadi rumit??
Kenapa Morgan harus tiba-tiba
mengatakan kalimat itu?? “Wahh..aku boleh ikutan daftar dong kalau gitu??”
sahut Morgan. Kenapa Rafael tiba-tiba berubah dengan drastisnya??Kenapa Rangga
mengatakan aku berubah ada apa sebenarnya??Apakah aku membutuhkan waktu untuk
memecahkan semuanya??
TO BE CONTINUE...
TO BE CONTINUE...
-F-