Sabtu, 16 Juni 2012

#story1

INTRODUCTION

Sahabat  masa kecil merupakan teman yang paling abadi buat ku. Tidak ada yang dapat memisahkan tali persahabatan itu, sekalipun sang waktu. Nama ku Gee, aku seorang anak tunggal. Menjadi anak tunggal membuat ku terkadang merasa kesepian. Beruntung kedua orang tua ku mengenalkan aku kepada anak-anak teman mereka, sehingga aku mempunyai teman bermain. Rafael dan Rangga. Memang perbedaan usia ada diantara kami. Rafael yang paling dewasa usianya terpaut 3 tahun lebih tua daripada ku. Sedangkan Rangga dan aku hanya terpaut 2 tahun, Rangga lebih dewasa. Merekalah yang selalu mewarnai hari-hari masa kecil ku. Walaupun terkadang meraka terlahut cukup protektif terhadap ku. Namun kejailan dan canda mereka lah yang selalu aku ingat mewarnai hari ku.  

Sahabat masa kecil memang tidak bisa dipisahkan oleh waktu. Walaupun seusai SMA aku melanjutkan pendidikan ku ke luar negeri. Tapi pertemanan ku dengan Rafael dan Rangga tidak pernah berakhir. Bagaimanapun kami selalu berusaha untuk komunikasi satu dengan yang lainnya. Hari ini tepat sudah 2 tahun aku sejak pertama kepergian ku ke Paris waktu itu. Liburan kali ini aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia untuk berjumpa lagi dengan sahabat-sahabat masa kecil ku yang kabarnya saat ini sudah sukses menjadi BoyBand papan atas yang memiliki fans dari Sabang sampai Merauke yang sudah tak terhitung jumlahnya. Ternyata waktu 2 tahun bisa mengubah sesuatu dengan sangat cepat. Atau mungkin waktu 2 tahun bisa mengubah segalanya??

***
Bandara Soekarno-Hatta, terminal 2D, siang ini seperti biasa masih banyak dipadati oleh orang-orang baik yang mau menjemput ataupun yang baru tiba di Indonesia. Dengan mendorong troli keluar dari terminal tersebut, aku celingukan mencari wajah-wajah yang aku kenal. Rangga dan Rafael. Melalui perbincangan ku dengan Rangga kemarin sebelum aku kembali ke Indonesia, ia mengatakan akan menjemput ku bersama Rafael, sehingga aku bilang kepada orang rumah untuk tidak menjemput. Tapi dimana mereka?? aku pun memutuskan untuk menunggu di salah satu cafe yang berada disana berharap mereka akan segera menjemput ku. Aku juga mencoba menghubungi ponsel Rangga dan Rafael, namun tak satu pun yang menjawab. SMS pun tidak dibalas. Satu jam aku sudah menunggu. Namun tidak ada tanda-tanda dari kemunculan mereka. akhirnya aku memeutuskan untuk menelepon sekali lagi. Hanya nada sambung yang terdengar dari telingaku. Tidak ada satu kabar pun yang disampaikan oleh mereka.Dengan kesal akhirnya aku menutup telepon ku dan beranjak dari cafe tersebut. aku memutuskan untuk menggunakan taksi agar bisa sampai ke rumah.
“Awas saja kalau nanti bertemu mereka akan aku marahi abis-abisan” marah ku dalam hati

Dalam taksi aku terus berpikir. Tidak biasanya Rangga dan Rafael membatalkan janji tanpa kabar seperti ini. Ketakutan pun mulai memasuki hati ku. Apakah aku salah selama ini?? Apa mungkin ternyata waktu 2 tahun bisa mengubah persahabatan kami?? Gak, aku gak mau semua terjadi. Karena aku yakin, sahabat masa kecil tidak akan pernah terpisahkan. Bahkan tidak dengan waktu yang hanya 2 tahun saja. Aku harus segera bertemu dengan mereka. Segera, pikir ku.

***
Setelah sampai rumah dan berbincang-bincang dengan Bunda dan Papa lewat makan malam. Aku memutuskan untuk beristirahat sebentar di kamar ku. Tidak ada yang berubah dari kamar ini pikir ku. Semuanya masih sama, dan aku pun berharap persahbatan ku dengan Rangga dan Rafael akan masih sama, dan selalu sama. Mengingat hal itu aku langsung kembali menyabar BlackBerry ku. Mencoba untuk menghubungi mereka dengan segala cara, BBM, SMS, telepon namun tidak satu pun dibalas. Ternyata rasa penasaran ku akan keberadaan mereka membuat rasa lelah ku hilang. Akupun memutuskan untuk mengunjungi rumah Rafael atau Rangga untuk mengetahui kabar mereka, sekaligus bersilahturami dengan keluarga mereka yang sudah aku anggap seperti keluarga ku sendiri.

Setelah selesai bersiap-siap dan hendak meminta ijin kepada orang tua ku untuk pergi malam itu, dari atas anak tangga, aku terkesima melihat pemandangan di bawah ku. Aku tak tahu harus berkata apa. Rangga dan Rafael tiba-tiba muncul dihadapanku sedang berbincang-bincang dengan kedua orang tua ku.

“Gee ini ada Rafa sama Rangga, baru Bunda mau manggil kamu ke atas” kata bunda sambil tersenyum
Aku hanya bisa diam mendengar omongan bunda. Aku kesal kepada Rangga dan Rafael. Kenapa mereka tidak membalas satu pun pesan ku, kenapa mereka sekarang mereka harus tiba-tiba muncul disini?? Aku akhirnya turun dengan kesal sampai hanya diam.

“ya uda kita tingga dulu yah” kata papa

“iya om..”Jawab Rangga dan Rafael kompak.

“Gee kangen banget sma kamu” kata Rangga yang langsung memeluk ku begitu aku sampai di anak tangga terakhir. Rafael pun memeluk ku.

“Kalian jahat!!” kata ku akhirnya hampir setengah menangis

“aku nungguin kalian di airport satu jam lebih tau gak?? Aku telepon gak diangkat, sms gak dibalas, sampai akhirnya tdi aku BBM juga gak dibales!! Kalian uda lupa yah sama aku?!? kalian jahat!!” protes ku melampiaskan semua kekesalan.

“aduhh..jangan nangis gitu dong princess” kata Rafael akhirnya sambil kembali memeluk ku.

Seolah-olah kata yang diucapkan Rafael itu adalah kata-kata ajaib akhirnya aku luluh dan dengan ajaibnya juga semua kekesalan ku terhadap mereka lenyap. Akhirnya aku pun kembali memeluknya

“sini Rangga!!” kata ku akhirnya dan kami berpelukan bertiga

Rasa senang tiba-tiba terselip di dalam hati ku. Mungkin kecurigaan ku sebelumnya salah, waktu 2 tahun memang tidak akan sanggup mematahkan persahabatan kami. Dan aku berharap selamanya tidak akan berubah.
***
Setelah selesai melampiaskan kekesalan ku kepada Rafael dan Rangga. Akhirnya kami berpamitan kepada kepada Bunda dan papa, karena aku mau diperkenalkan kepada personil-personil SM*SH lainnya. yah itu lah naman BoyBand mereka SM*SH , Seven Man as Seven Heroes. Aku penasaran dengan personil-personil yang kata mereka sebenernya aku kenal. Siapa mereka?? aku terus bertanya-tanya namun tidak ada satupun dari mereka yang mau memberi aku petunjuk, biar surprise katanya.

Sampai di sebuah cafe di kawasan Kemang, akhirnya aku dan mengikuti Rafael dan Rangga untuk masuk ke dalam sebuat Private Room. Ternyata aku memang dikejutkan ketika melihat para anggota SM*SH lainnya. Disana sudah ada Dicky, Reza,Ilham dan Bisma teman-teman satu eskul dance aku dulu. Dicky, Reza dan Ilham adalah adik kelas ku, namun mereka sering kali curhat kepada ku tentang masalah yang mereka alami. Sedangkan Bisma dia teman sekelas ku dulu. Dia dan aku juga sering bercerita tentang masalah kami, aku pikir-pikir semua yang ada di dalam anggota SM*SH ini memang sudah seperti saudara sendiri bagiku yang anak tunggal ini.

Namun, ada satu orang yang membuat ku kaget setengah mati ketika melihatnya dia adalah Morgan. Morgan adalah satu-satunya cowok yang berhasil mengetuk pintu hati ku ketika aku SMA dulu. Namun, hal ini tidak diketahui seorangpun bahkan Morgan sendiri pun tidak tahu. Aku juga tidak pernah memberitahukannya kepada Rafael maupun Rangga. Aku menyimpan perasaan itu sendiri karena terlalu takut untuk mempertunjukannya.

Aku tidak pernah berpikir bahwa suatu hari semua orang yang aku kenal bisa saling berkumpul dan mendukung untuk mencapai kesuksesan seperti sekarang ini. Waktu memang lah sebuah misteri. Bahkan dalam waktu 2 tahun cukup banyak perubahan dan kejutan yang akhirnya aku sadari. Aku mulai berpikir kejutan apalagi yang akan terjadi akibat waktu 2 tahun ini?? Akankah persahabatan ku dengan Rafael dan Rangga menjadi berbeda?? Apakah kesuksesan SM*SH akan berdampak pada hidup ku?? Akankah Morgan tahu perasaan ku sebenarnya kepada dia selama ini??

Aaah..biarkan sang waktu juga yang menjawab semua pertanyaan itu. Sekarang ini aku mau menikmati waktu bersama Sahabat dan teman-teman ku. Melepas rindu akibat sang waktu itu.

TO BE CONTINUE.....

-F-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar