Kamis, 08 September 2011

Story #2

The Meeting

“ Tolong buka pintu-nya pak” Kata suara dari belakang Putri

Putri-pun kaget mendengar suara itu, suara yang begitu familiar ditelinga-nya, suara yang dirindukannya dan tak disangka akan didengar-nya saat itu. Putri berdiri terpaku, masih setengah percaya dan berharap dia lalu memutar badannya dan ia menemukan sosok seorang MORGAN, sahabat-nya yang ia rindukan

“MORGAN!!!”

Morgan hanya tersenyum, melihat wajah kaget putri saat melihat-nya. Sementara gerbang sudah di buka oleh sang penjaga.

“Ayo masuk” kata morgan sambil menarik tangan putri

Putri yang masih tidak percaya bahwa Morgan telah kembali ke Indonesia mengikutinya dengan diam, sampai mereka berada di lobi SMA Harapan.

“Kaya-nya kamu uda ketinggalan kelas pertama deh” Kata Morgan membuka pembicaraan

“ iya nih, aduuh aku sih bangunnya telat”

Morgan tersenyum “ gimana kalau kamu nemenin aku aja sampai kelas selanjut-nya”

“ Hah?? nanti kalau ketauan aku diomelin lagi”

 “ga apa-apa nanti aku yang tanggung jawab”

“ehm,, ya uda deh,, tapi kamu yang tanggung jawab yah??”

“Iya”

Akhir-nya putri dan Morgan pun pergi ke halaman tempat mereka sering bertemu dulu ketika Morgan masih di SMA Harapan.

“Aku kangen sama tempat ini”

“iya, tempat ini jadi sepi semenjak kamu pergi, gak ada lagi yang suka dateng kesini dan baca buku”

“kamu juga gak suka kemari lagi put??”

“yah kadang-kadang aj sih, tapi aku lebih suka duduk di dekat air mancur disana”

“kenapa??” tanya Morgan

Putri hanya terdiam, ia tidak mau menyakiti hati Morgan karena sesungguhnya ia lebih suka duduk di tepi air mancur itu karena disana banyak kenangan antara dia dan Rafael, dan tidak mungkin ia mengatakan hal ini karena ia tahu bahwa hal ini akan menyakiti hati Morgan. Namun, seperti bisa membaca pikiran Putri, Morgan tiba-tiba berkata

“karena disana banyak kenangan antara kamu dan Rafael??” kata Morgan akhir-nya sambil masih memandang ke sekitar.

Putri bingung harus berkata apa. Dia hanya terdiam.

“kamu gak perlu nutupin perasaan kamu put, aku uda tau kok, kan kamu yang bilang sendiri” kata Morgan memecah keheningan lalu ia pu duduk di taman itu.

“yah, aku merasa lebih nyaman aja duduk di air mancur itu” kata putri akhirnya, lalu duduk di sebelah Morgan

“ Dan gak nyaman kalau ada di sini??” tanya Morgan lagi

“yah gak gitu juga, ahh uda ah,, kenapa kamu nanya-nanya terus sih, kamu sendiri kenapa balik ke Indonesia gak bilang-bilang??” kata Putri mengalihkan pembicaraan

“kenapa harus bilang??”

“yah kan siapa tau aku bisa jemput kamu di bandara”

Morgan hanya tersenyum

“kok senyum??” tanya putri

“memang-nya kamu bakalan jemput aku di bandara beneran kalau aku kasih tau??”

“kenapa nggak??”

“kalau aku balik-nya bareng Rafael tapi terminal-nya beda?? Kamu bakaln tetap jemput aku??” tantang Morgan sambil melihat ke arah mata putri

“apa sih?? Kenapa harus bawa-bawa Rafael terus?? Kabar-nya tuh orang gimana aja aku gak tau” kata putri setengah kesal

Morgan hanya tersenyum. Tiba-tiba bel tanda pergantian kelas berbunyi.

“aduh aku harus masuk nih” kata putri

“aku anter nanti aku yang jelasin ke guru kamu kenapa kamu telat”

“ok, yuk buruan daripada nanti aku telat lagi” tanpa sadar putri menarik tangan Morgan

Setelah menjelaskan kepada guru putri kenapa putri telat akhir-nya guru tersebut pun bisa mengerti. Putri sendiri heran apa yang dibilang Morgan kepada guru-nya sehingga guru tersebut bisa menerima alasan keterlambatan putri. Putri tidak bisa mendengar karena ia disuruh menunggu di luar. Setelah selesai berbicara dengan guru Putri Morgan akhir-nya keluar.

“uda put, sekarang kamu masuk yah, tar malem aku jemput kamu yah?? Jam 7”

“mau kemana??”

“uda nanti juga kamu tau”

Akhirnya Morgan pun pergi dan putri bersekolah seperti biasa hari itu.
***
Malam-nya seperti janji Morgan tadi, ia menjemput putri di rumah-nya. Kebetulan ayah dan ibu putri sedang pergi keluar karena ada undangan dari tetangga yang menikah. Ketika Morgan menjemput putri, putri langsung keluar dengan memakai summer dress warna putih dengan motif bunga-bunga kecil dan dipadu dengan high heels dengan warna senada putri tampak cantik malam itu.

“uda siap??” tanya morgan yang malam itu mengenakan kemeja lengan panjang dan celana jeans hitam dipadu dengan sepatu pantofel hitam

“uda, kita mau kemana sih??”

“tar juga kamu tau. Btw sekarang kamu berubah yah”

“berubah gimana??”

“yah kalau dulu lebih suka pake kaos, celana jeans dan sneaker sekarang uda berani pke heels dan dress”

“kenapa?? Gak pantes yah??”

“gak kok, kamu cantik” puji Morgan dengan tulus

Putri hanya tersenyum.

Selama perjalanan ke tempat yang dirahasiakan oleh Morgan, mereka hanya terdiam. Putri bingung sebenar-nya mereka mau kemana. Namun, ia percaya-percaya saja pada Morgan karena ia yakin Morgan pasti tidak akan membawa-nya ke tempat yang aneh-aneh. Akhir-nya mereka sampai di salah satu tempat rekreasi di Jakarta. DUFAN. Yah, Morgan mengajak Putri ke Dufan malam itu

“Dufan Gan?? Kamu gak salah malam-malan gini ngajak aku ke Dufan??” tanya putri heran

“ Nggak kok, ayo masuk”

“uda tutup kali, dan saltum banget ke dufan pake heels dan dress kayan gini”

“nggak kok, kamu cantik malah, ayo uda masuk”

Akhir-nya putri yang masih terheran-heran mengikuti morgan masuk ke arena Dufan yang ternyata sudah disewa sehingga hanya ada mereka berdua di tempat itu. Morgan langsung mengajak putri ke depan bianglala. Dan ketika mereka tiba disana lampu bianglala langsung menyala dan bianglala pun langsung berputar. Tak disangka anak-anak SMASH lainnya seperti Bisma, Rangga, Reza, Dicky dan Ilham pun sudah berada disana. Dan tiba-tiba mereka menyanyikan lagu “I Heart You”.

Putri langsung bingung, sementara Morgan langsung bergabung dengan anak-anak SMASH yang lain menyanyikan lagu “ I Heart You”. Ketika lagu “I Heart You” selesai dinyanyikan, anak-anak SMASH secara bergantian memberikan putri mawar putih dan merah secara bergantian mulai dari Bisma, Reza, Ilham, Dicky, Rangga dan akhir-nya Morgan. Namun, di Bunga Mawar Putih Morgan terselip sebuah kartu. Putri pun membaca kartu itu. Bingung tak tahu harus berkata apa, putri hanya menatap Morgan, perasaannya tidak menentu saat itu, ia bimbang dan bingung sehingga ia hanya terdiam saja.

“Put aku tahu kamu bingung, tapi aku minta kamu ikutin apa kata hati-mu” akhir-nya Morgan memcah keheningan.

Masih bingung dan tak percaya pada suasana saat itu, putri akhir-nya masih terdiam mencoba mencerna semua keadaan dan suasana yang ada. Mencoba mendengarkan apa kata hatinya. Mencoba menentukan pilihan yang terbaik. Mencoba Berpikir apa yang harus ia lakukan?? berpikir apa yang harus ia pilih saat itu??
###
Penasaran dengan isi kartu yang diterima Putri?? Lalu apakah pilihan yang harus Putri buat ?? Tunggu part selanjutnya yah :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar